Perkembangan Twitter hingga diubah menjadi aplikasi “X”

Apa itu Twitter?

Twitter adalah sebuah platform media sosial yang berfungsi sebagai layanan jejaring sosial dan mikroblog yang memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan singkat yang dikenal sebagai tweet. Didirikan pada 21 Maret 2006 oleh Jack Dorsey, Noah Glass, Biz Stone, dan Evan Williams, Twitter telah berkembang menjadi salah satu platform komunikasi paling populer di dunia.

Dengan Twitter, pengguna dapat membagikan pemikiran, berita, informasi, dan berbagai jenis konten dalam pesan teks yang dibatasi hingga 280 karakter. Fitur ini mempromosikan gaya komunikasi yang ringkas dan langsung. Pengguna terdaftar dapat mengirim tweet dan berinteraksi dengan tweet lain melalui aksi seperti ‘retweet’ dan ‘like’, sementara pengguna yang tidak terdaftar hanya dapat membaca tweet yang dipublikasikan.

Selain itu, Twitter juga menyediakan berbagai fitur lain seperti kemampuan untuk mengikuti akun lain, membuat daftar, dan menggunakan tagar (hashtags) untuk mengelompokkan tweet terkait topik tertentu. Ini memudahkan pengguna untuk mengikuti diskusi dan tren yang sedang berlangsung di seluruh dunia.

Manfaat Twitter sangat beragam, mulai dari sarana untuk berkomunikasi, berbagi informasi, hingga menjadi alat untuk kampanye sosial dan politik. Namun, seperti halnya platform media sosial lainnya, Twitter juga memiliki tantangan, termasuk masalah keamanan data dan penyebaran informasi yang tidak akurat.

Sebagai platform yang terus berkembang, Twitter terus menambahkan fitur baru dan memperbarui kebijakannya untuk meningkatkan pengalaman pengguna dan menangani tantangan yang muncul. Dengan penggunaan yang bijak, Twitter dapat menjadi alat yang sangat berharga untuk berkomunikasi dan mendapatkan informasi dalam era digital saat ini.

Perkembangan Twitter?

Sejarah singkat Twitter dimulai dengan ide Jack Dorsey, yang saat itu masih mahasiswa di Universitas New York. Dorsey, bersama dengan Evan Williams dan Noah Glass dari Odeo, serta Biz Stone, mengembangkan konsep platform yang memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi dengan pesan singkat dalam kelompok kecil. Nama awal proyek ini adalah ‘twttr’, terinspirasi dari Flickr dan kode singkat SMS Amerika yang berjumlah lima digit. Twitter resmi diluncurkan ke publik pada 15 Juli 2006, dengan filosofi bahwa aplikasi ini akan menyediakan ‘ledakan’ informasi yang sejatinya tidak penting, mirip dengan kicauan burung.

Perkembangan Twitter tidak terlepas dari peristiwa-peristiwa penting yang meningkatkan popularitasnya. Salah satu momen kunci adalah festival musik South by Southwest (SXSW) pada tahun 2007, di mana penggunaan Twitter meningkat secara signifikan, dari 20.000 tweets per hari menjadi 60.000 tweets per hari. Ini menandai titik balik bagi Twitter, yang kemudian menjadi platform yang tidak hanya digunakan untuk berbagi pemikiran sehari-hari tetapi juga sebagai alat untuk jurnalisme warga, aktivisme sosial, dan komunikasi dalam situasi darurat.

Dengan batasan awal 140 karakter, Twitter memperkenalkan cara baru dalam menyampaikan informasi yang singkat dan langsung. Batasan ini kemudian diperluas menjadi 280 karakter, memberikan lebih banyak ruang bagi pengguna untuk mengekspresikan diri. Selain itu, Twitter juga telah mengadopsi fitur-fitur baru seperti Twitter Spaces, yang memungkinkan pengguna untuk berpartisipasi dalam percakapan audio langsung, dan Fleets, yang memungkinkan pengguna untuk membagikan konten yang menghilang setelah 24 jam, meskipun fitur ini telah dihentikan.

Di Indonesia, Twitter telah menjadi salah satu platform media sosial yang paling banyak digunakan. Menurut data Statista, sekitar 34% populasi Indonesia menggunakan Twitter per bulan Juni 2020, menjadikannya media sosial keempat yang paling populer di negara ini. Twitter telah menjadi ruang bagi masyarakat Indonesia untuk berdiskusi, berbagi informasi, dan berpartisipasi dalam berbagai gerakan sosial.

Perkembangan terbaru Twitter termasuk akuisisi oleh Elon Musk, yang telah menambahkan bab baru dalam sejarah platform ini. Akuisisi ini menandai era baru bagi Twitter, dengan potensi perubahan dalam kepemimpinan, strategi bisnis, dan mungkin juga fitur-fitur platform.

Sebagai kesimpulan, Twitter telah menunjukkan kemampuannya untuk beradaptasi dan berkembang seiring dengan perubahan zaman. Dari awal yang sederhana hingga menjadi kekuatan global, Twitter terus membuktikan relevansinya dalam dunia yang terus berubah. Dengan komunitas yang aktif dan inovasi yang berkelanjutan, Twitter akan terus menjadi platform yang penting bagi komunikasi digital di masa depan.

Kenapa Twitter Dapat menjadi aplikasi X?

Pada tanggal 22 Juli 2023, dunia media sosial dikejutkan dengan pengumuman besar: Twitter, platform yang telah menjadi bagian integral dari komunikasi global, mengubah mereknya menjadi ‘X’. Perubahan ini bukan hanya sekedar pergantian nama, tetapi juga menandakan evolusi platform ke arah yang lebih luas dan inklusif. Elon Musk, pemilik saham terbesar Twitter dan CEO X Corp, telah mengambil langkah berani ini untuk mewujudkan visi masa depan interaktivitas tanpa batas.

Alasan di Balik Perubahan
Musk menyatakan bahwa perubahan ini dilakukan untuk menciptakan ‘aplikasi super’ yang akan mengintegrasikan berbagai aspek kehidupan digital kita, mulai dari komunikasi hingga keuangan. Dengan AI sebagai pendorong utama, ‘X’ diharapkan dapat menghubungkan orang-orang dengan cara-cara yang sebelumnya hanya bisa dibayangkan. Nama ‘Twitter’ dianggap tidak lagi mencerminkan kemampuan dan visi baru platform ini, yang kini dapat mengirimkan konten dalam berbagai format, termasuk video berdurasi panjang.

Sejarah Elon Musk dan ‘X’
Kisah Musk dengan ‘X’ dimulai jauh sebelum perubahan ini. Pada tahun 1999, Musk mendirikan X.com, yang kemudian bergabung dengan Confinity dan berubah menjadi PayPal. Meskipun Musk dipecat sebagai CEO PayPal, dia tetap terikat secara emosional dengan nama ‘X’ dan akhirnya membelinya kembali dari PayPal pada tahun 2017. Kini, dengan Twitter berganti nama menjadi ‘X’, tampaknya Musk sedang menghidupkan kembali mimpi lamanya.

Dampak pada Pengguna dan Industri
Perubahan ini telah menimbulkan berbagai reaksi dari pengguna dan industri. Beberapa merasa sedih atas kehilangan logo burung biru yang ikonik, sementara yang lain melihat ini sebagai peluang baru yang menarik. Linda Yaccarino, Kepala Eksekutif Twitter/X, menyatakan bahwa ‘X’ akan mengubah ‘global town square’ dengan cara yang belum pernah ada sebelumnya. Dengan fokus pada AI dan interaktivitas tanpa batas, ‘X’ berjanji untuk menciptakan pasar baru untuk ide, barang, layanan, dan peluang.

Refleksi dan Harapan
Perubahan dari Twitter menjadi ‘X’ merupakan langkah yang berani dan inovatif yang dapat mengubah cara kita berinteraksi dalam dunia digital. Meskipun ada kerinduan akan masa lalu, ada juga antisipasi yang besar terhadap potensi yang akan dibawa oleh ‘X’. Dengan visi Elon Musk yang tak kenal lelah dan dorongan untuk inovasi, kita mungkin baru saja menyaksikan awal dari era baru dalam media sosial dan interaktivitas online.

Kita semua menantikan untuk melihat bagaimana ‘X’ akan membentuk masa depan komunikasi dan interaksi kita. Apakah Anda siap untuk era baru ini? Bagikan pemikiran Anda tentang perubahan ini dan bagaimana Anda melihat masa depan interaktivitas digital.

Sumber

: Dianisa.com

: BBC News Indonesia.com
: detikInet.com

: pinterjualan.id
: Kompas.com


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *